Biografi Charles Ponzi
Perjalanan Hidup Charles Ponzi
Charles Ponzi yang juga dikenal dengan nama Carlo Ponzi memiliki nama lahir Carlo Pietro Giovanni Guglielmo Tebaldo Ponzi. Ia lahir pada tanggal 3 Maret 1882 di sebuah kota kecil bernama Lugo di Italia. Ia yang terlahir di keluarga sederhana dan serba kekurangan telah membentuk jiwa dan pemikiran Ponzi untuk bisa gesit melihat peluang yang mampu menghasilkan uang.
Mungkin hal tersebut juga yang membuat dirinya dianugrahkan kemampuan berfikir yang diatas rata-rata kebanyakan orang. Ia terbukti mampu memikirkan banyak cara dan usaha untuk memenuhi kebutuhannya. Namun sayangnya jalan yang ditempuh oleh Ponzi adalah jalan yang tidak benar. Ia sering kali harus berurusan dengan pihak berwajib karena pelanggaran dan pengelabuhan kewajibannya.
Ia sebelumnya pernah bekerja menjadi petugas pos di tanah kelahirannya Italia, bahkan dirinya juga pernah diterima di salah satu Universitas besar di Italia yaitu University of Rome La Sapienza. Namun dorongan keinginan untuk cepat kaya membuat dirinya menjatuhkan pilihan ke jalan yang tidak tepat.
Hijrahnya Charles Ponzi Ke Amerika
Pada tahun 1893, saat usianya menginjak 15 tahun dirinya memutuskan untuk pergi dari Italy menuju Amerika untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Namun baru beberapa tahun disana, otak Ponzi sudah mulai “bekerja”. Ia pernah diamankan oleh petugas berwajib lantaran melakukan penipuan cek palsu di Kanada. Tidak hanya itu ketika dirinya masuk ke wilayah Atlanta, ternyata statusnya adalah imigran illegal. Tak ayal beberapa tahun pertama di benua Amerika kehidupan Ponzi belum juga seperti yang ia harapkan.
Manakala dirinya pergi ke Boston pada tahun 1919, dirinya mulai menata hidupnya kembali. Yang menarik dari sosok Ponzi adalah meskipun dirinya bukan atau tidak sedang bekerja ditempat manapun, ia lebih memilih untuk terlihat rapi dengan setelan jas plus tatanan rambut klimis tren jaman dulu. Hal ini tidak lain ia tujukan sebagai pencitraan diri agar tiap orang yang melihatnya bisa lebih peracaya dengan dirinya.
Di Boston, ia kembali mencari pekerjaan meskipun belum juga menemukan pekerjaan yang bisa membuat hidupnya beralih kaya raya. Tiap malam ia selalu meluangkan waktu berjam-jam untuk memikirkan bagaimana mendapatkan uang dengan cepat dan banyak. Ia bahkan sering tidak tidur hanya untuk berkhayal menjadi orang kaya. Disini hal positif yang bisa diambil adalah kerja keras Ponzi sebagai seorang pemikir, meskipun yang difikirkan Ponzi sebenarnya tidak jauh dari “jalur pintas” alias menipu yang tidak bisa dibenarkan tentunya.
Ponzi dan Skema Ponzi-nya
Titik balik kehidupan Ponzi dimulai pada saat ini berhasil memikirkan sebuah konsep bisnis yang cukup unik. Pada masa itu dikenal sebuah kupon khusus yang dapat diperjual belikan sebagai pengganti perangko di seluruh dunia. Karena berlaku di seluruh dunia kupon tersebut nyatanya menjadi komoditas yang cukup menjanjikan untuk diperjual belikan.
Memang tidak ada peraturan yang melarang perdagangan kupon pos tersebut, namun yang pasti kupon tersebut mempunyai harga jual yang berbeda di setiap negara tergantung keadaan ekonomi dan kurs mata uangnya. Inilah yang ditangkap Ponzi sebagai sebuah peluang menggiurkan. Asumsinya, harga kupon pos tersebut di negara Spanyol hanya berharga 1 sen, namun jika dijual di Amerika harganya bisa mencapai 6 sen. Keuntungan 5 kali lipat tersebut pastinya bisa menjadikan seseorang kaya mendadak dalam waktu singkat.
Apa yang dibayangkan Ponzi meleset, harga dari tiap kupon tersebut tidak bisa dijual denga harga tinggi, pasalnya banyak biaya yang harus ia bayarkan untuk mendatangkan kupon dari Spanyol. Ia gagal menjadi orang kaya mendadak dengan hasil pemikirannya selama berbulan-bulan tersebut.
Namun ternyata hal yang mengejutkan terjadi, ketika ia berbicara dengan orang lain, baik teman, keluarga atau rekan bisnisnya tentang konsep bisnisnya tersebut. Ternyata banyak yang percaya dan meyakini bahwa skema tersebut bisa benar-benar menghasilkan uang. Dari situ, Ponzi mulai kembali mengeluarkan keahliannya. Ia yang memang lihai berbicara, kian gancar memaparkan konsep bisnis tersebut.
Dan dengan dalih masih ada potensi pengembangan usaha, ia kemudian menawarkan konsep investai kepada orang yang mau mendapatkan keuntungan berlipat dalam waktu singkat. Meskipun pada kenyataannya konsep Ponzi tersebut sama sekali tidak akan berhasil dan Ponzi sendiri sudah tau hal tersebut. Dari sini, bisa dikatakan Ponzi sedang membangun jalannya sebagai salah satu ikon penipu paling sukses di dunia dalam sejarah.
Ia menawarkan para investor yang mau menanamkan uang 100 dollar, akan mendapatkan 150 dollar hanya dalam 90 hari saja. Orang-orang yang sudah terlanjur percaya dengan manisnya kata-kata Ponzi akhirnya tak ragu memberikan uang nya untuk “investasi” tersebut. Dalam waktu beberapa hari saja Ponzi berhasil mendapatkan dana segar sebesar 1.250 dollar Amerika. Setelah 90 hari berselang, uang yang didapatkannya tersebut ia bayarkan ke beberapa investornya sebesar 750 dollar Amerika saja.
Uang tersebut ia klaim sebagai bukti bahwa skema bisnis yang sedang ia kembangkan tersebut benar-benar menghasilkan. Padahal pada kenyataanya yang sebenarnya ia lakukan adalah membayar bunga investor dengan dana investor yang baru dan begitu seterusnya. Dalam waktu 8 bulan, Ponzi bisa mendapatkan uang mencapai 9 juta dollar Amerika. Mimpi besarnya dulu sudah berhasil ia raih.
Ponzi memang seorang genius dalam hal mempengaruhi orang. Berbagai trik dikerahkan oleh Ponzi untuk menjaga agar para investornya tetap bertahan dan tidak berhenti menginvestasikan uangnya. Namun karena memang skemanya tersebut tidak mempunyai obyek bisnis riil, tentunya tinggal menunggu waktu dimana para investornya akan menyadari mereka hanya dipermainkan.
Puncaknya setelah sepuluh bulan menjalankan bisnisnya tepatnya bulan Juli tahun 1920 ia ditangkap oleh polisi setempat karena skema sesatnya tersebut telah terbongkar dan ribuan investor berbondong-bondong menarik uangnya. Ponzi yang sebenarnya tidak bisa mengembangkan uang tersebut tentunya hancur dan tak mampu membayar uang para investornya. Ia didakwa dan dihukum 4 tahun penjara di Massachusetts. Bahkan rekannya yang juga salah satu pegawainya, William McMasters menyebut bahwa Ponzi adalah seorang idiot finansial yang bahkan tidak bisa berhitung.
Hingga akhir hayatnya ia masih dikenang sebagai seorang penipu ulung paling berhasil di dunia. Banyak pemberitaan yang membahas ia dan skema bisnis yang akhirnya lebih populer dengan nama Skema Ponzi tersebut. Di era ekonomi modern pun sebenarnya skema penipuan legendaris tersebut masih banyak diterapkan. Meskipun dalam menjalankannya saat ini telah ditambahi model bisnis lain yang membuatnya terlihat berbeda. Cerdas dalam melihat sebuah skema bisnis benar-benar riil atau tidak memang bukan perkara mudah. Namun dari kisah hidup Charles Ponzi, kita sudah bisa melihat bahwa bahaya dari model penipuan tersebut memang benar adanya.
Comments
Post a Comment