Jauh Sebelum Dikenal Dunia Barat, Peradaban Muslim Lebih Dulu Menggunakan Komputer Analog

Jauh Sebelum Dikenal Dunia Barat, Peradaban Muslim Lebih Dulu Menggunakan Komputer Analog


Pada masa kejayaan Islam, para ilmuwan Muslim ternyata sudah menguasai teknologi komputer. Hal ini masih jarang diketahui oleh kaum muslimin. Informasi yang selalu disampaikan terutama bagi pembelajar komputer di ranah pendidikan, awal munculnya komputer analog dari Barat, dimana dimulai pada tahun1946 dengan ditandai terciptanya ENIAC. Padahal para saintis Muslim telah lebih dulu mengembangkan teknologi komputer analog. Komputer analog kerap didefinisikan sebagai komputer yang mengolah data berdasarkan sinyal yang bersifat kualitatif atau sinyal analog, untuk mengukur variabel-variabel seperti voltase, kecepatan suara, resistansi udara, suhu, pengukuran gempa dan lain-lain. Komputer ini biasanya untuk mempresentasikan suatu keadaan seperti untuk termometer, radar, kekuatan cahaya dan lain-lain.
Awal mula penggunaan teknologi komputer telah berkembang jauh sebelum Islam datang. Menurut para ahli, Antikythera Mechanism merupakan komputer analog pertama yang digunakan peradaba manusia. Alat yang dikembangkan peradaban Yunani sejak 100 tahun SM itu, tidak hanya digunakan untuk memprediksi pergerakan matahari dan bulan tetapi digunakan juga untuk merencakana Olimpiade. Dengan menggunakan teknologi pemindai tiga dimensi, para ahli menemukan fakta bahwa alat yang terdiri cakra angka terbuat dari kuningan dan roda penggerak itu juga dipakai untuk menentukan tanggal Olimpiade.  Pada salah satu roda penggerak alat itu tergores  kata-kata Isthmia, Olympia, Nemea dan Pythia –bagian dari pertandingan pendahuluan pada kompetisi Panhellic
Pada era kekhalifahan,  teknologi komputer analog dikuasai dan dikembangkan para insinyur Muslim. Sederet peralatan yang menggunakan prinsip komputer analog telah ditemukan para ilmuwan Islam. Alat-alat  itu, umumnya  digunakan untuk beragam kegiatan ilmiah. Di zaman keemasannya, para astronom Muslim berhasil menemukan beragam jenis astrolabe. Peralatan astronomi itu digunakan untuk menjawab 1001 permasalahan yang berhubungan dengan astronomi, astrologi, horoskop, navigasi, survei, penentuan waktu, arah kiblat dan jadwal shalat.  Menurut D De S Price (1984) dalam bukunya bertajuk “A History of Calculating Machines“, Abu Raihan Al-Biruni merupakan ilmuwan pertama yang menemukan alat astrolabe mekanik pertama untuk menentukan kalender bulan-matahari
Astrolabe yang menggunakan roda gigi itu ditemukan Al-Biruni pada tahun 1000 M. Tak lama kemudian,  Al-Biruni pun menemukan peralatan astronomi yang menggunakan prinsip komputer analog yang dikenal sebagai Planisphere – sebuah astrolabe peta bintang. Pada tahun 1015, komputer analog lainnya ditemukan ilmuwan Muslim di Spanyol Islam bernama Abu Ishaq Ibrahim Al-Zarqali. Orang Barat biasa menyebutnya Al-Zarqali dengan Arzachel berghasil menemukan Equatorium˗˗ alat penghitung bintang. Saphaea adalah peralatan komputer analog lainnya yang dikembangkan oleh Al-Zarqali. Inilah astrolabe pertama universal latitude-independent. Astrolabe itu tak tergantung pada garis lintang pengamatnya dan bisa digunakan di manapun di seluruh dunia
Tahun 1206, dua abad kemudian, isnsinyur Muslim ternama Al-Jazari mampu menciptakan “jam istana” (castle clock) ˗˗ sebuah jam astronomi. Diyakini sebagai komputer analog pertama yang bisa diprogram. Jam astronomi buatan Al-Jazari itu mampu menampilkan zodiak, orbit matahari dan bulan serta bentuk-bentuk bulan sabit
Pada tahun 1235 M, Abi bakar Isfahan juga menemukan peralatan komputer analog berupa astrolab. Peralatan astronomi yang diciptakan astronom dari Isfahan, Iran itu berupa  komputer kalender mekanik.  Ilmuwan Muslim lainnya bernama Al-Sijzi juga tercatat berhasil menemukan  peralatan astronomi yang menggunakan prinsip kerja komputer analog. Alatnya bernama Zuraqi – sebuah astrolabe heliosentris. Ibnu Samh – astronom terkemuka di abad ke-11 M – juga dicacat dalam sejarah sains islam sebagai salah seorang penemu peralatan komputer analog berupa astrolabe mekanik. Seabad kemudian, ilmuwan Muslim serbabisa legendaris  bernama Sharaf Al-Din Al-Tusi menciptakan astolabe linear.
Pada abad ke-15 M, penemuan peralatan yang menggunakan prinsip kerja komputer analog  di dunia Islam terbilang makin canggih. Ilmuwan Islam bernama Al-Kashi sukses menciptakan Plate of Conjunctions — sebuah alat hitung untuk menentukan waktu dan hari terjadinya konjungsi planet-planet. Selain itu, Al-Kashi pun  juga menemukan komputer planet: The Plate of Zones. Yakni sebuah komputer planet mekanik yang secara nyata mampu memecahkan sederet masalah terkait planet. Alat yang diciptakan pada abad ke-15 M ini juga dapat memprediksi posisi garis bujur Matahari dan Bulan secara tepat.  Tak cuma itu, peralatan astronomi ini juga mampu menentukan orbit planet-planet, garis lintang Matahari, Bulan dan planet-planet serta orbit Matahari.
Semua penemuan itu membuktikan bahwa peradaban Islam menguasai teknologi di era kejayaannya. Padahal, pada masa itu masyarakat Barat berada dalam keterbelakangan dan kebodohan. Tak dapat dipungkiri lagi jika sains dan teknologi merupakan kontribusi paling monumental yang diberikan peradaban Islam kepada dunia modern. Berkat sains yang berkembang di dunia Islam, peradaban Barat pun bisa keluar dari cengkraman kebodohan. Berkembangnya ilmu pengetahuan serta teknologi di dunia Islam telah membuat para pemikir Barat berdecak kagum. Menurut Bapak Sejarah Sains, George Sarton dalam bukunya The Introduction to the Hstory of Science mengungkapkan Pencapaian terpenting di abad pertengahan adalah terciptanya semangat eksperimental yang dikembangkan oleh peradaban Muslim.
Oliver Joseph Lodge  dalam the Pioneers of Science juga mengakui kehebatan peradaban Islam di masa keemasan.  Menurut dia,  peradaban Islam yang diwakili masyarakat Arab telah berhasil menghubungkan secara efektif antara sains yang baru dengan ilmu pengetahuan lama. “Zaman kegelapan terjadi karena terjadinya jurang kesenjangan dalam sejarah sains Eropa. Sekitar seribu tahun tak ada aktivitas sains, kecuali di peradaban Islam,” papar Lodge
Muhammad Iqbal dalam The Reconstruction of Religious Thought in Islam menyatakan bahwa peradaban Islam yang berkembang di Arab berhasil mendorong berkembangnya sains dengan begitu pesat di saat Barat dikungkung kebodohan. Pada masa itu, umat Islam telah memperkenalkan metode eksperimental, observasi dan pemikiran. Peradaban Islam telah memberikan sumbangan penting di bidang sains khususnya komputer analog sehingga bisa memberikan pencerahan ilmu bagi Barat dan zaman sekarang ini.

Comments

Popular posts from this blog

Hillary Clinton

James Cook, The first sailor who surrounds Antarctica

James Prescott Joule